Jembatan Ampera, Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara Waktu Itu
10:56:00Berkunjung ke Palembang tidak lengkap rasanya jika belum berkunjung ke Jembatan Ampera. Jembatan ini menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Sungai yang panjangnya mencapai 750 km dan lebar 500 meter ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra dan memiliki delapan anak sungai besar (Sungai Komering, Sungai Leko, Sungai Rawas, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Lematang, Sungai Semangus dan Sungai Ogan).
Pembangunan jembatan dimulai pada tahun 1962 setelah
mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Semua biaya pembangunan jembatan
diambil dari dana rampasan perang jepang. Pada tahun 1965 jembatan diresmikan
dan diberi nama Jembatan Bung Karno sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden
Soekarno yang telah memperjuangkan keinginan warga Palembang
untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Pada saat itu Jembatan Ampera adalah jembatan terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang 1.117 meter dan
lebar 22 meter. Pada tahun 1966 muncul gerakan anti-Soekarno, nama jembatan kemudian diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama
Jembatan Ampera tetapi usulan tersebut tidak mendapat dukungan dari
pemerintah dan masyarakat setempat.
Pada
awalnya bagian tengah jembatan bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang
lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan
diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar
500 ton di dua menaranya. Dengan alasan mengganggu arus lalu lintas diatasnya
pada saat pengangkatan jembatan, kegiatan pengangkatan bagian tengah jembatan
tersebut dihentikan pada tahun 1970. Kemudian pada tahun 1990 kedua bandul
pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua
beban pemberat ini. Sampai saat ini, warna Jembatan Ampera sudah berubah 3
kali. Pada awal berdirinya tahun 1965 jembatan ini berwarna abu-abu, kemudian
tahun 1992 berganti warna kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi merah
sampai sekarang.
Jembatan
Ampera akan terlihat lebih indah pada waktu malam hari karena menggunakan lampu dengan teknik pencahayaan yang dapat berubah-ubah. Sungai Musi yang berada di bawah Jematan Ampera akan lebih ramai lagi pada waktu ada gelaran Musi
Triboatton (kombinasi perlombaan arung jeram, kayak dan perahu naga). Untuk
berkunjung ke Jembatan Ampera dan ke Sungai Musi tidak dikenakan biaya.
0 comments