Solo Batik Carnival (SBC), Parade Kreasi Batik Yang Mempesona

14:55:00



Solo Batik Carnival sudah diselenggarakan selama satu dekade, namun demikian sebagai orang Solo, baru tahun ini saya bisa melihat acara Solo Batik Carnival secara langsung. Solo Batik Carnival atau yang lebih dikenal dengan SBC terinspirasi dari Jember Fashion Carnaval (JFC) dan menjadi event tahunan di Kota Solo. Wali Kota Solo waktu itu, Joko Widodo secara khusus mengundang Presiden JFC (Dynand Fariz) untuk menggarap acara serupa di Kota Solo namun dengan tema batik. 

Sebelumnya mari flashback sejenak untuk mengingat penyelenggaraan SBC dari awal :
SBC pertama digelar pada tanggal 13 April 2008 dengan tema Wayang dan diikuti oleh sekitar 250 peserta yang diawali oleh Jember Fashion Carnaval kemudian disusul peserta dari Solo. Karnaval dibuka oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dengan rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Purwosari dan berakhir di Balai Kota Solo.

SBC kedua digelar pada tanggal 28 Juni 2009 dengan tema Topeng dan diikuti oleh sekitar 300 peserta yang menyuguhkan tiga jenis topeng tradisional, yaitu Panji (melambangkan raja atau ratu), Kelana (melambangkan kesatria atau raksasa), dan Gecul (melambangkan Punakawan atau hamba sahaya)Rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Purwosari dan berakhir di Balai Kota Solo.

SBC ketiga digelar pada tanggal 23 Juni 2010 dengan tema Sekar Jagad dan diikuti oleh sekitar 300 peserta. Rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Solo Center Point (SCP) Purwosari dan berakhir di Balai Kota Solo.

SBC keempat digelar pada tanggal 25 Juni 2011 dengan tema Keajaiban Legenda dan diikuti oleh sekitar 325 peserta yang dibagi menjadi empat kelompok, Andhe-Andhe Lumut, Roro Jongrang, Ratu Pantai Selatan dan Ratu Kencana Wungu. Berbeda dari SBC sebelumnya, SBC keempat dilaksanakan pada malam hari dengan diterangi lampu di 10 titik di sepanjang Jalan Slamet Riyadi mulai dari Solo Center Point (SCP) sampai dengan Balai Kota Solo. Selain itu tampil peserta khusus yaitu empat Puteri Indonesia, Nadine Alexandra Dewi (Puteri Indonesia), Inda Adeliani (Puteri Intelegensia), Alessandra K Usman (Puteri Pariwisata) dan Reisa Kartikasari (Puteri Lingkungan).

SBC kelima juga digelar pada malam hari pada tanggal 30 Juni 2012 dengan tema Metamorfosis dan diikuti oleh sekitar 325 peserta dengan rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Balai Kota Solo. Tema ini menggambarkan tahap-tahap pembatikan mulai dari pengerjaan pola motif pada kain, menggambar dengan malam, pewarnaan dan penghilangan malam.

SBC keenam digelar pada tanggal 29 Juni 2013 dengan tema Earth to earth yang mencerminkan 4 elemen dasar bumi yaitu air, udara (angin), api dan tanah (bumi) dan diikuti oleh sekitar 143 peserta. SBC tahun 2013 digelar sore hari dengan rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Solo Center Point (SCP) Purwosari dan berakhir di Balai Kota Solo.

SBC ketujuh digelar pada tanggal 22 Juni 2014  dengan tema Majestic Treasure dan diikuti oleh sekitar 725 orang dengan peserta tamu dari Kalimantan Timur. Rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Balai Kota Solo.

SBC kedelapan digelar pada tanggal 13 Juni 2015 dengan tema Mancavarna dan diikuti oleh 600 sekitar peserta. Rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Balai Kota Solo.

SBC kesembilan digelar pada tanggal 24 Juli 2016 dengan tema Mustika Jawa Dwipa dan diikuti oleh sekitar 300 peserta. Rute menyusuri Jalan Slamet Riyadi mulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Balai Kota Solo. Pada SBC ke-9 ini akan diberikan costume award kepada 8 peserta dengan kostum terbaaik.
Tahun ini SBC yang kesepuluh mengusung tema Astamurti Kawijayan. Dalam Bahasa Kawi, Astamurti berarti bentuk dan Kawijayan berarti Kejayaan, sehingga Astamurti Kawijayan dapat diartikan sebagai wujud kejayaan tradisi budaya jawa yang berupa karya seni yang berasal dari nenek moyang tanah jawa. Ada enam jenis kostum dalam SBC tahun ini dimana kostum tersebut merupakan tema yang pernah diangkat dari SBC tahun sebelumnya dalam satu dekade ini antara lain Wayang, Topeng, Sekar Jagad, Mustika Jawa Dwipa, Legenda dan Jatayu (sebagai maskotnya). Kostum kreasi Jatayu tersebut dikenakan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.


 
Rute karnaval menempuh jarak sekitar 3 km menyusuri Jalan Slamet Riyadi, berawal dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Benteng Vasternburg. SBC tahun ini diikuti oleh sekitar 450 peserta dan turut diramaikan oleh Jember Fashion Carnaval, Gilang Ramadhan Studio, Peni Chandra Rini, The Caruban Carnival, Miss Global Indonesia, Mister Teen International 2016 dan Mister Teen Jateng 2017. 












Seorang warga sedang mengabadikan moment Solo Batik Carnival
Wisatawan asing yang datang untuk menyaksikan Solo Batik Carnival

Saya salut dan bangga dengan Pemerintah Kota Solo yang telah sukses menyelenggarakan SBC. Dari awal sebelum acara dimulai, saya melihat sesuatu yang berbeda yang belum pernah saya temui ketika menyaksikan acara pawai budaya/karnaval.
  • 2 jam sebelum acara dimulai, rute yang akan dilewati oleh peserta karnaval sudah steril dari kendaraan (walaupun masih ada beberapa pengendara yang terjebak di dalam area karnaval dan bingung mau keluar).
  • 1 jam sebelum acara dimulai ada mobil dari Dinas Kominfo Kota Solo dengan pengeras suara menghimbau kepada masyarakat yang menonton SBC untuk tertib dan tidak mengajak peserta karnaval untuk berfoto selfie.
  • Jalan yang akan dilewati peserta karnaval  disiram air terlebih dahulu oleh mobil pemadam kebakaran  agar tidak panas.
  • Waktu acara dimulai sampai acara selesai pun masyarakat yang menonton tetap tertib dan mudah diatur oleh panitia untuk mundur dan memberi jalan kepada peserta karnaval yang akan lewat.
Provinsi, kota dan kabupaten lain yang mengadakan karnaval atau pawai budaya semoga bisa mencontoh dari penyelenggaraan SBC ini.

Mobil Pemadam Kebakaran yang menyirami jalan sebelum acara dimulai

Semoga dengan SBC akan semakin memperkuat Kota Solo sebagai kota budaya yang kreatif dan dapat melestarikan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia.

You Might Also Like

0 comments